Rabu, 06 Oktober 2010

Kewarganegaraan-Demokrasi

Nama : Anggun Wulandari
NPM : 150510090076
MK : Kewarganegaraan


Kenapa situasi kekerasan tidak memunculkan jiwa kepemimpinan?

Demokrasi adalah satu bentuk kehidupan bersama manusia yang ideal, di mana semua anggota masyarakat dapat secara bebas mengutarakan kemauan mereka. Dalam berbagai pengambilan keputusan, aspirasi setiap warga masyarakat selalu mendapatkan tempat dan dihitung sebagai satu faktor pengambilan keputusan demokratis.
Demokrasi saat ini dipahami sebagai pencitaan terhadap kebebasan, persamaan hak, kebersamaan dan yang lebih penting lagi
bagi kedamaian umat.Demokrasi
berpretensi memberikan kebebasan berkehendak, berkeyakinan, dan
kebebasan mengeluarkan pendapatnya dalam ruang publik (public sphare).Dengan demikian demokrasi sejatinya toleran dan mampu membuka ruang seluas-luasnya bagi seluruh ucapan rakyat kepada pemimpinnya.
Namun, pada kenyataannya demokrasi tidak benar-benar diterapkan pada kehidupan kita. Contohnya para manusia yang telah menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya dibanding yang lain akan timbul keberanian dalam dirinya untuk melakukan tindakan di luar norma sosial. Puncaknya tindak kekerasan akan muncul dan terealisasi pada manusia-manusia yang ia anggap memiliki derajat atau tingkatan yang lebih rendah daripada dirinya. Sikap senioritas pun hendaknya dihilangkan dari segala aspek kehidupan dengan tidak menghilangkan nilai-nilai etika dalam bersosialisasi. Dengan timbulnya tindak kekerasan tersebut, dilakukan berulang-ulang serta rasa senioritas yang tinggi mengakibatkan rendahnya rasa kepemimpinan pada manusia yang derajatnya lebih rendah. Hal ini sangat disayangkan sekali karena tindakan tersebut benar-benar di luar landasan idiil bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan di luar dari arti demokrasi yang dikatakan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) benar-benar ditegakkan.




Demokrasi seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan kita?

Demokrasi yang sesuai dengan kebutuhan kita adalah demokrasi yang benar-benar menegakkan HAM (Hak Asasi Manusia) dengan tidak meninggalkan kewajiban sebagai warga negara. Pemerintah seharusnya tahu dan benar-benar mengerti bagaimana pola pikir dan sifat rakyatnya. Dengan masyarakat seperti rakyat Indonesia seharusnya pemerintah tahu apa yang harus dilakukan dan demokrasi seperti apa yang cocok dan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat. Demokrasi pancasila yang kita pakai sekarang ini sudah cukup bagus, tetapi dengan negara yang rakyatnya masih banyak yang kurang berpendidikan maka system ini masih tetap disalah gunakan oleh para pejabat dan pemerintah. Dan rakyat pun tidak bisa berbuat apa-apa karena faktor pendidikan yang rendah maka tidak tertamam pola pikir kepemimpinan yang dapat memunculkan kreatifitas untuk membela HAM bahkan untuk membela dirinya sendiri pun tidak ada keberanian. Jadi, untuk mengetahui demokrasi macam apa yang cocok untuk rakyat Indonesia itu sulit, karena pada dasarnya demokrasi yang sekarang kita jalani sudah bagus, karena demokrasi pancasila merupakan demokrasi yang sebenarnya diambil dari pikiran rakyat sendiri, mengikuti perkembangan zaman dan bersifat terbuka, hanya tinggal diperbaiki saja. Dan tambahan menurut saya, sebaiknya ketegasan dari pemerintah dalam hal penegakkan hukum harus ditingkatkan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar